Tuesday, December 18, 2007

Kata Pengantar

Pendirian Yayasan Yatim Piatu Kasih Ananda ini bermula dari keinginan untuk mencatat setiap pemberian santunan kepada anak yatim yang ada di sekitar komplek perumahan Departemen Kesehatan I, Cibening-Bekasi, karena catatan yang teratur mempermudah dalam merencanakan bantuan dan memonitor kemajuan anak asuh (misal, prestasi sekolahnya). Dengan yayasan, berarti disiplin mencatat wajib dilakukan sehingga bantuan santunan yang semula hanya bersifat spontan, menjadi kegiatan yang terencana, sistematis dan berkelanjutan dalam wadah badan hukum.

Langkah awal dalam merealisasikan keinginan tersebut adalah dengan melakukan pembicaraan sekaligus mengajak beberapa warga komplek agar bersedia mengisi posisi minimal yang dipersyaratkan dalam mendirikan yayasan, yaitu; pembina, pengawas, pengurus, sekretaris dan bendahara. Kelimanya disebut pendiri yayasan. Setelah kurang lebih 3 (tiga) bulan melewati proses, Alhamdulillah akhirnya diperoleh status legal formalnya. Akte pendirian dan persyaratan administrasi lainnyapun telah dipenuhi, seperti NPWP, ijin domisili, dsb. Para pendiri sejak awal sepakat, bahwa kegiatan santunan akan dilakukan secara mandiri, tanpa melakukan penggalangan dana. Keinginan tersebutlah yang kemudian menjadi misi yayasan. Menciptakan usaha bisnis, membuka lapangan kerja (khususnya untuk anak asuh dan keluarganya) hingga pada suatu saat mampu membiayai kebutuhan finansial yayasan.

Semula, kegiatan santunan terbatas hanya pada bantuan biaya pendidikan (seperti; SPP, uang pangkal, seragam, buku, EHB, dsb) kepada anak-anak yatim yang memang benar-benar ingin bersekolah, namun tidak mempunyai biaya. Kegiatan di bidang pendidikan ini selanjutnya berkembang dengan memberikan bimbingan belajar secara rutin untuk beberapa mata pelajaran yang dianggap sulit (seperti; matematika, bahasa Inggris, komputer) serta memberikan bimbingan ketrampilan praktis lainnya.

Tanpa meninggalkan akar kegiatan santunan dibidang pendidikan, langkah progresif yang dilakukan tahun 2006 adalah dengan merintis usaha bisnis makanan (warung soto). Alhamdulillah, usaha ini berjalan, dikelola oleh ibunya anak yatim. Kini keluarga anak yatim sudah bisa mandiri, tanpa menerima bantuan biaya sekolah lagi dari yayasan, Lebih dari itu mereka bahkan bisa menyisihkan sebagian dari keuntungan warung sotonya untuk berinfak kepada yayasan.


Beberapa usaha bisnis lainnya kemudian dirintis dengan mengguna kan dana pribadi (bukan dana yayasan), sebagian profitnya disisihkan untuk yayasan. Contohnya; usaha cuci mobil, travel dan garment. Seperti halnya usaha warung soto, maka bisnis tersebut jika berkembang, suatu saat akan dilimpahkan pengelolaannya kepada keluarga anak asuh dan karyawan yayasan. Merekalah yang kita sebut mitra, yang memiliki visi-misi yang sama dengan visi-misi yayasan. Membuka usaha bisnis (kewirausahaan) juga sekaligus menjawab kebutuhan anak asuh, karena setelah ber tahun-tahun anak asuh dibiayai “ujung-ujungnya” mereka akan minta dicarikan pekerjaan. Membuka usaha berarti juga membuka lapangan kerja bagi anak asuh. Bidang-bidang bisnis yang dipilih tidaklah asal-asalan saja, namun harus terkait dengan apa yang dibutuhkan oleh yayasan. Misal; usaha garment, bertujuan untuk menyediakan kebutuhan busana muslim dan seragam bagi anak asuh. Sementara usaha soto berarti mempermudah penyediaan makanan bagi anak asuh, kapan saja diperlukan.

Mengacu kepada Visi, maka selain dibekali dengan pendidikan formal (sekolah) dan jiwa kewirausahaan (bisnis), anak asuh juga dibina mental spiritualnya. Kegiatan keagamaan diberikan secara intensif (seperti, baca Al Qur’an, Tahajud, I’tikaf, puasa sunnah bersama, praktek ibadah praktis, dsb). Pembinaan tersebut dilakukan oleh para pengajar yang kompeten, termasuk oleh pak Ustadz. Selain pendidikan rohani, tidak ketinggalan pendidikan jasmanipun (olah raga) dilakukan secara rutin.

Target akhirnya adalah anak asuh yang memiliki bekal pendidikan cukup, mandiri secara inancial, sehat jasmani-rohani dan memiliki akhlakul karimah sehingga dapat memberikan manfaat dan menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.

No comments: